PANTAI JOGAN
Koordinat GPS: S8°10'49.2" E110°40'34.6" (lihat peta)
Air terjun di bibir laut adalah sesuatu yang langka di
Indonesia, bahkan dunia. Tersembunyi di balik perbukitan karst,
Gunungkidul di selatan Yogyakarta ternyata menyimpan air terjun yang
jatuh langsung ke bibir laut. Sebuah pesona yang sulit ditolak.
PANTAI JOGAN
Peraduan Eksotik Air Terjun dan Laut di Selatan Yogyakarta
Senja ikut menyambut ketika YogYES tiba di Pantai Jogan.
Diapit tebing-tebing tinggi khas pegunungan kapur, Pantai Jogan bak
peraduan, tempat air sungai turun gunung menemui ombak yang pulang
melaut. Dari puluhan pantai yang berserak di sepanjang 71 kilometer
pesisir Gunungkidul, Pantai Jogan menempati posisi istimewa karena
keberadaan air terjun yang langsung jatuh dari atas tebing ke bibir
laut, mengingatkan pada McWay Beach Waterfall di California. Selama ini,
tak banyak pelancong yang tahu tentang Pantai Jogan. Lokasinya yang
persis berada di sebelah barat Pantai Siung sering terlupa oleh para
pemanjat yang dipacu semangat memeluk moleknya tebing Siung.
Untuk mencapai Pantai Jogan, perlu waktu sekitar dua jam
berkendara dari Jogja. Menyusuri jalanan aspal mulus, berkelok-kelok
membelah perbukitan karst yang merupakan sisa lautan jutaan tahun silam.
Bila kita sampai di Pos Retribusi Pantai Siung, artinya Pantai Jogan
sudah dekat, karena sekitar 400 meter dari pos tersebut, akan terlihat
papan kayu penunjuk arah menuju Jogan. Menggantikan aspal mulus, jalan
setapak menjadi pemandu selanjutnya, mengantar Anda dengan didampingi
dua sungai kecil di sisi kiri yang nantinya akan menyatu lalu menjelma
menjadi air terjun. Sayang sekali, keelokannya hanya bisa disaksikan
saat musim penghujan, sementara di musim kemarau debit air sangat kecil
ditambah dengan aktivitas penyedotan airnya demi keperluan warga.
Untuk bisa menikmati guyuran air dari atas tebing, kita harus turun ke bawah. Ada dua cara untuk turun, pertama dengan tehnik canyoning alias rappeling
di air terjun. Tentu diperlukan peralatan dan kemampuan mumpuni untuk
melakukannya. Kedua, menapaki turunan licin yang basah. Untunglah
tersedia kayu-kayu pegangan sebagai penopang tubuh. Meski begitu,
kehati-hatian adalah hal wajib karena jalur yang curam. Setelah batuan
curam nan licin, tersisa satu lagi tantangan, kita masih harus melewati
karang yang dihuni oleh ribuan bayi kepiting berwarna transparan
berukuran sekitar 5 mm. Ini memang bukan koloni kepiting merah penghuni
Christmas Island (yang dekat Jawa Barat tapi dimiliki Australia), namun
melewatinya dengan kaki telanjang tentu bukan perkara sederhana.
Penduduk sekitar biasa mengambil bayi kepiting ini untuk dimasak,
menjadi teman makan nasi hangat di kala musim hujan. Bila beruntung,
pengunjung juga bisa menyaksikan ratusan kupu-kupu bergerombol di
bebatuan kering.
Nah, sampailah Anda. Berlatar ungunya langit senja, menatap
lepas ke Samudera Hindia, menyaksikan Poseidon melempar gulungan ombak
yang seolah siap melahap, sementara di balik punggung, suara air terjun
memekakkan telinga, pertanda derasnya air yang jatuh. Tak perlu merasa
ngeri, nikmatilah keramahan percikan air saat kaki-kaki air menjamah
kerasnya batuan karang. Menyambut sopan sebelum Anda menyibak tirai air,
memasuki peraduan grojogan. Diguyur segarnya air tawar dari
sungai-sungai rahasia perbukitan karst membuat kita merasa seolah
kegersangan Gunungkidul hanyalah mitos. Karena sebenarnya daerah ini
punya banyak sekali sumber air, yang sayangnya tersembunyi di perut
bumi.
Pantai Jogan adalah pemberi kesegaran, laksana oase di luasnya hamparan pantai pasir putih Gunungkidul. Juga seperti garnishes
di piring yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Pantai yang tepat bagi
Anda yang ingin merasakan sensasi berbeda dari surga pesisir selatan
Jogja.
Sumber : www.yogyes.com
Sumber : www.yogyes.com
0 komentar:
Posting Komentar